Pernah gak ada yang mendengar kasus kejahatan seksual yang korbannya orang yang sudah tidak bernyawa? Pasti pernah dan itu bukan hanya satu dua kali melainkan beberapa kali kita saksikan di berita-berita kriminal. Seiring era globalisasi, tingkat stress di masyarakat kian melambung dan perilakunya pun kian irasional. Nekrofilia, itulah istilah untuk perilaku berhubungan sex dengan makhluk hidup yang sudah mati (mayat). Kenapa dalam pengertian tersebut, saya menyebut makhluk hidup tidak manusia? Karena ternyata nekrofilia juga terjadi pada binatang. Nekrofilia pada binatang adalah perilaku dimana binatang hidup menggunakan tubuh binatang yang sudah mati untuk melakukan hubungan sex. Contoh yang paling mudah diketahui adalah kasus hubungan sex antara sejenis itik (mallard) yang masih hidup dengan yang sudah mati yang terjadi di Natuurmuseum Rotterdam, Belanda. Kejadian itu teramati oleh Kees Moeliker, salah seorang peneliti di Natuurmuseum Rotterdam, ketika sedang duduk-duduk di kantornya. Dia mendengar bunyi hantaman pada kaca depan gedung. Setelah dilihat, dia mendapati seekor itik terjatuh dan mati, berjarak sekitar 2 meter dari gedung. Di depan itik yang jatuh itu ada itik lain yang perlahan-lahan mendekat sambil mengamati, mungkin pikirnya ada yang sesuatu aneh dengan temannya itu. Setelah itik yang masih hidup itu mendekati mayat temannya, tanpa kompromi lagi si itik “bejat” itu menunggangi dan memulai aksi kejantanannya pada si mayat. Adegan nekrofilia tersebut berlangsung sekitar 75 menit. (0.0)]
Senin, 20 Desember 2021
Nekrofilia Pada Binatang
Menurut Moeliker, si itik “bejat” (kita sebut saja demikian) melakukan 2 kali istirahat sebelum melanjutkan aksinya sampai menit ke 75. Moeliker juga menduga bahwa saat terjadi peristiwa tabrakan ke arah jendela yang dialami si itik, kedua itik tersebut tengah berada dalam situasi yang umum dalam perilaku bangsa itik (bebek-bebekan) yang disebut rape flight – mungkin jika di-Indonesia-kan berarti ‘pemerkosaan saat terbang’. "When one died the other one just went for it and didn't get any negative feedback - well, didn't get any feedback.”, kata Moeliker.
Setelah si itik “bejat” terbang, inspeksi terhadap si itik yang telah wafat menyatakan bahwa si itik yang telah wafat dan kemudian digagahi itu berjenis kelamin jantan. Dengan demikian membuat penemuan ini menjadi kasus pertama perilaku homoseksual nekrofilia yang terjadi pada sejenis itik (mallard). Kasus ini dilaporkan secara sains dalam Deinsea 8 – 2001, lengkap dengan foto-fotonya. Laporan ini membuat Moeliker meraih penghargaan Nobel dalam bidang biologi untuk penelitian yang mustahil. Selain itik ternyata ada juga si kodok Cane Toad yang berperilaku sama-sama “bejat”. Kodok ini melakukan kopulasi dengan kodok yang sudah mati dan dengan benda-benda mati. Penemuan ini didokumentasikan dalam "Cane Toads : An Unnatural History".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar