Selasa, 21 April 2015

FITOHORMON : AUKSIN


Hormon baik pada hewan maupun tumbuhan fungsinya hampir sama yaitu mengaktifkan suatu reaksi enzimatis. Pada tubuh hewan hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar yang khusus) tetapi pada tumbuhan tidak terdapat kelenjar khusus yang menghasilkan hormon. Tetapi persamaannya baik pada hormon tumbuhan maupun hormon hewan bekerja pada konsentrasi rendah yaitu 1 gram/ 10-8 liter. Hormon pada tumbuhan dinamakan juga fitohormon, hormon pertumbuhan, substansi pertumbuhan, atau pengatur pertumbuhan, ada yang bersifat aktivator atau inhibitor.

Auksin

Dalam tubuh tumbuhan, auksin dibentuk pada jaringan meristematis (apikal meristem), pada daun muda, pada polen yang sedang berkecambah, pada kuncup bunga dan buah yang masih muda. Prekursor hormon auksin adalah triptofan yang diubah oleh enzim dengan gugus aktif Zn (Zinc). Tumbuhan yang mengalami defisiensi Zn maka pembentukan auksin (IAA) akan terhambat.

Auksin dalam tubuh tumbuhan ditemukan bermacam-macam:
-          Auksin A (C18H32O6) dinamakan juga auxentriolic acid
-          Heteroauksin (C10H9O2N) dinamakan juga indol acetic acid
-          Auksin B (C18H30O4) dinamakan juga auxenolonic acid
Dalam tubuh tumbuhan, auksin berada dalam bentuk prekursor, auksin yang terikat dan auksin bebas. Auksin bebas merupakan auksin yang dapat berdifusi dan merupakan bentuk yang paling efektif, sedangkan prekursor dan auksin terikat dapat diubah menjadi auksin bebas.

Sifat-sifat auksin

-          Auksin terdapat secara universal berada dalam tubuh tumbuhan
-        Pengaruhnya tidak spesifik karena auksin dengan rumus molekul yang sama pada jenis tumbuhan berbeda fungsinya sama
-          Pengaruh auksin sangat bergantung pada konsentrasi dan jenis organ
-          Auksin akan menghindar dari pengaruh penyinaran langsung
-          Auksin diangkut secara basipetal yaitu dari pucuk terminal menuju akar

Derivat enzim

a.       Indol-3-asetildehida senyawa ini diidentifikasi dalam kecambah yang mengalami etiolasi dan diubah oleh aldehid dehidrogenase. Senyawa ini berfungsi seperti auksin merangsang pertumbuhan batang tetapi menghambat pertumbuhan akar
b.      Indol-3-piruvic acid ditemukan dalam biji jagung dan ditemukan juga dalam daun dan akar. Senyawa ini diubah secara spontan
c.       Indol-3-asetonitril senyawa ini diisolasi dari kubis dan hanya bekerja pada jenis tumbuhan tertentu
d.      Indol-3-etanol diisolasi dari kecambah mentimun dan senyawa ini berfungsi memperpanjang hipokotil mentimun dan koleoptil tanaman gandum
e.      Auksin terikat/bound auksin sulit untuk diekstrak dan dapat diekstrak dengan bertambahnya air oleh enzim chimotripsin atau dapat juga dihidrolisis pada suasana basa, contoh: IAA dan inocitol dengan perbandingan 1 : 1; IAA, inocitol dan arabinosa (1 : 1 : 1); indol asetil arabinosa.

Fungsi auksin

1.       Dalam tingkat sel auksin berfungsi dalam perpanjangan sel, pembelahan sel, dan diferensiasi sel dari sel yang muda pembentuk xylem berubah menjadi pembuluh xylem. Sel-sel dalam titik tumbuh tidak dapat membesar tanpa kehadiran auksin. Proses pembesaran sel oleh auksin mekanismenya sebagai berikut:

Seperti telah diketahui bahwa dinding sel tersusun oleh benang selulosa (fibril) yang letaknya saling silang dengan pektin dan protein. Keadaan ini melindungi sel dari tarikan atau regangan. Kehadiran auksin akan memecah kedudukan selulosa, pektin dan protein sehingga dinding sel menjadi lebih elastis dan plastis yang akan memberikan kesempatan kepada sel untuk membesar. Auksin berperan juga pada peningkatan tekananturgor, peningkatan tersebut akan memperbesar sel. Auksin berperan juga menyediakan bahan-bahan pembentuk dinding sel khususnya pembentuk dinding sel sekunder dan ikut aktif juga dalam memelihara permeabilitas membran sel yang akan menentukan aktivitas transportasi dari luar sel ke dalam sel. Auksin berperan juga dalam pembelahan sel pada beberapa jaringan walaupun tidak terjadi secara umum yaitu mengontrol pembelahan sel pada jaringan kambium baik pada ranting atau cabang batang dan pada tanaman herba merangsang terjadinya pembentukan xylem.

Pada tanaman gymnospermae terjadi perangsangan pembentukan zat kayu (lignifikasi) dan pembelahan sel pengiring pada floem, tetapi aktivitas tersebut harus ada aktivitas hormon lain yaitu giberelin dan sitokinin. Pada kultur jaringan dan morfogenesis sangat bergantung dari peran auksin. Auksin merangsang juga sintesis DNA dalam mitosis sedangkan sitokinin berpartisipasi dalam mitosis pada kariokinesis. Auksin merangsang pembentukan akar lateral pada akar yang mengalami pemotongan tetapi menghambat perpanjangan akar. Pembentukan akar lateral sangat bergantung dari spesies, umur tanaman, dan kehadiran hormon lain pada titik tumbuh akar. Untuk perpanjangan akar biasanya diperlukan senyawa thyamin, nitrat, amonium dan asam amino.

2.       Apikal dominan. Auksin menghambat pembentukan pucuk lateral dan merangsang pertumbuhan ujung terminal. Bila pucuk terminal dihilangkan maka akan terbentuk pucuk lateral, bila diberi lagi perlakuan auksin pada pucuk terminal yang mengalami pemotongan, pucuk lateral akan terhambat.

Pengaruh Toksik Dari Auksin

Aplikasi auksin pada konsentrasi tinggi (sektar 100 ppm) akan menyebabkan pertumbuhan yang abnormal (fasciation) umumnya akan terjadi distorsi daun (penyimpangan bentuk dan ukuran daun), hilangnya warna daun, kelainan bentuk batang dan akar, penghambatan pertumbuhan batang dan akar serta gangguan mekarnya bunga dan kadang-kadang terbentuk tumor.

Penggunaan auksin dengan konsentrasi lebih tinggi akan mampu membunuh tanaman lain dan senyawa yang secara luas digunakan adalah 2.4 diklorofenoksi acetic acid (2.4.d). Tanaman yang mengalami penyemprotan 2.4.d, senyawa tersebut akan terserap oleh daun dan dengan cepat ditranslokasi ke bagian tubuh tanaman lain khususnya ke jaringan meristem.

Sumber:
Catatan pribadi kuliah Fisiologi Tumbuhan yang disampaikan oleh Dr. H. Oman Karmana MS (Alm.)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar