Hormon
baik pada hewan maupun tumbuhan fungsinya hampir sama yaitu mengaktifkan suatu
reaksi enzimatis. Pada tubuh hewan hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin
(kelenjar yang khusus) tetapi pada tumbuhan tidak terdapat kelenjar khusus yang
menghasilkan hormon. Tetapi persamaannya baik pada hormon tumbuhan maupun
hormon hewan bekerja pada konsentrasi rendah yaitu 1 gram/ 10-8
liter. Hormon pada tumbuhan dinamakan juga fitohormon, hormon pertumbuhan,
substansi pertumbuhan, atau pengatur pertumbuhan, ada yang bersifat aktivator
atau inhibitor.
Auksin
Dalam
tubuh tumbuhan, auksin dibentuk pada jaringan meristematis (apikal meristem),
pada daun muda, pada polen yang sedang berkecambah, pada kuncup bunga dan buah
yang masih muda. Prekursor hormon auksin adalah triptofan yang diubah oleh
enzim dengan gugus aktif Zn (Zinc). Tumbuhan yang mengalami defisiensi Zn maka
pembentukan auksin (IAA) akan terhambat.
Auksin
dalam tubuh tumbuhan ditemukan bermacam-macam:
-
Auksin A (C18H32O6) dinamakan juga auxentriolic
acid
-
Heteroauksin (C10H9O2N) dinamakan juga indol
acetic acid
-
Auksin B (C18H30O4) dinamakan juga auxenolonic
acid
Dalam
tubuh tumbuhan, auksin berada dalam bentuk prekursor, auksin yang terikat dan
auksin bebas. Auksin bebas merupakan auksin yang dapat berdifusi dan merupakan
bentuk yang paling efektif, sedangkan prekursor dan auksin terikat dapat diubah
menjadi auksin bebas.
Sifat-sifat auksin
-
Auksin terdapat secara universal berada dalam
tubuh tumbuhan
- Pengaruhnya tidak spesifik karena auksin dengan
rumus molekul yang sama pada jenis tumbuhan berbeda fungsinya sama
-
Pengaruh auksin sangat bergantung pada
konsentrasi dan jenis organ
-
Auksin akan menghindar dari pengaruh penyinaran
langsung
-
Auksin diangkut secara basipetal yaitu dari
pucuk terminal menuju akar
Derivat enzim
a.
Indol-3-asetildehida → senyawa ini diidentifikasi
dalam kecambah yang mengalami etiolasi dan
diubah oleh aldehid dehidrogenase. Senyawa ini berfungsi seperti auksin
merangsang pertumbuhan batang tetapi menghambat pertumbuhan akar
b.
Indol-3-piruvic acid → ditemukan dalam biji jagung
dan ditemukan juga dalam daun dan akar. Senyawa ini diubah secara spontan
c.
Indol-3-asetonitril → senyawa ini diisolasi dari
kubis dan hanya bekerja pada jenis tumbuhan tertentu
d.
Indol-3-etanol → diisolasi dari kecambah
mentimun dan senyawa ini berfungsi memperpanjang hipokotil mentimun dan
koleoptil tanaman gandum
e.
Auksin terikat/bound auksin → sulit
untuk diekstrak dan dapat diekstrak dengan bertambahnya air oleh enzim
chimotripsin atau dapat juga dihidrolisis pada suasana basa, contoh: IAA dan
inocitol dengan perbandingan 1 : 1; IAA, inocitol dan arabinosa (1 : 1 : 1);
indol asetil arabinosa.
Fungsi auksin
1.
Dalam tingkat sel auksin berfungsi dalam
perpanjangan sel, pembelahan sel, dan diferensiasi sel → dari sel yang muda pembentuk
xylem berubah menjadi pembuluh xylem. Sel-sel dalam titik tumbuh tidak dapat
membesar tanpa kehadiran auksin. Proses pembesaran sel oleh auksin mekanismenya
sebagai berikut:
Seperti telah diketahui bahwa dinding sel tersusun oleh benang
selulosa (fibril) yang letaknya saling silang dengan pektin dan protein.
Keadaan ini melindungi sel dari tarikan atau regangan. Kehadiran auksin akan
memecah kedudukan selulosa, pektin dan protein sehingga dinding sel menjadi
lebih elastis dan plastis yang akan memberikan kesempatan kepada sel untuk
membesar. Auksin berperan juga pada peningkatan tekananturgor, peningkatan tersebut akan memperbesar sel. Auksin berperan juga
menyediakan bahan-bahan pembentuk dinding sel khususnya pembentuk dinding sel
sekunder dan ikut aktif juga dalam memelihara permeabilitas
membran sel yang akan menentukan aktivitas transportasi dari luar sel ke dalam
sel. Auksin berperan juga dalam pembelahan sel pada beberapa jaringan walaupun
tidak terjadi secara umum yaitu mengontrol pembelahan sel pada jaringan kambium
baik pada ranting atau cabang batang dan pada tanaman herba merangsang
terjadinya pembentukan xylem.
Pada tanaman gymnospermae
terjadi perangsangan pembentukan zat kayu (lignifikasi) dan pembelahan sel
pengiring pada floem, tetapi aktivitas tersebut harus ada aktivitas hormon lain
yaitu giberelin dan sitokinin. Pada kultur jaringan dan morfogenesis sangat
bergantung dari peran auksin. Auksin merangsang juga sintesis DNA dalam mitosis sedangkan sitokinin berpartisipasi dalam mitosis pada kariokinesis. Auksin merangsang
pembentukan akar lateral pada akar yang mengalami pemotongan tetapi menghambat
perpanjangan akar. Pembentukan akar lateral sangat bergantung dari spesies,
umur tanaman, dan kehadiran hormon lain pada titik tumbuh akar. Untuk
perpanjangan akar biasanya diperlukan senyawa thyamin, nitrat, amonium dan asam
amino.
2.
Apikal dominan. Auksin menghambat pembentukan
pucuk lateral dan merangsang pertumbuhan ujung terminal. Bila pucuk terminal
dihilangkan maka akan terbentuk pucuk lateral, bila diberi lagi perlakuan
auksin pada pucuk terminal yang mengalami pemotongan, pucuk lateral akan
terhambat.
Pengaruh Toksik Dari Auksin
Aplikasi
auksin pada konsentrasi tinggi (sektar 100 ppm) akan menyebabkan pertumbuhan
yang abnormal (fasciation) umumnya akan terjadi distorsi daun (penyimpangan
bentuk dan ukuran daun), hilangnya warna daun, kelainan bentuk batang dan akar,
penghambatan pertumbuhan batang dan akar serta gangguan mekarnya bunga dan
kadang-kadang terbentuk tumor.
Penggunaan
auksin dengan konsentrasi lebih tinggi akan mampu membunuh tanaman lain dan
senyawa yang secara luas digunakan adalah 2.4 diklorofenoksi acetic acid
(2.4.d). Tanaman yang mengalami penyemprotan 2.4.d, senyawa tersebut akan
terserap oleh daun dan dengan cepat ditranslokasi ke bagian tubuh tanaman lain
khususnya ke jaringan meristem.
Sumber:
Catatan pribadi kuliah Fisiologi Tumbuhan yang disampaikan oleh Dr. H. Oman Karmana MS (Alm.)
Catatan pribadi kuliah Fisiologi Tumbuhan yang disampaikan oleh Dr. H. Oman Karmana MS (Alm.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar