Selasa, 21 April 2015

PERANAN ISOLASI DALAM EVOLUSI

Pengertian Evolusi

Evolusi pada dasarnya merupakan proses perubahan dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks biologi modern, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan pada makhluk hidup.
Berbicara tentang evolusi tentunya akan sangat berkaitan dengan seorang sosok bernama Charles Darwin. Pada 1859, Darwin menerbitkan 'On the Origin of Species by means of Natural Selection', yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehidupan telah ber-evolusi sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam dan mutasi.

Diagram mutasi dan seleksi alam

Seleksi alam adalah mekanisme yang menjaga agar species tidak berubah tanpa menjadi rusak. Pengertian ini telah diketahui oleh para ahli biologi sebelum Darwin, namun Darwin-lah yang mengemukakan pertama kali bahwa proses ini merupakan pengaruh besar terhadap evolusi.
Seleksi alam hanya mampu menjelaskan mengenai perbedaan tingkat kemampuan hidup antara species yang kuat dan yang lemah di alam. Seleksi alam tidak pernah menciptakan species baru di alam ini. Akibat seleksi alam tidak sepenuhnya bisa dijadikan sebagai mekanisme dalam evolusi, maka para pendukung Darwin harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam sebagai penyebab terjadinya evolusi. Akan tetapi, sebenarnya mutasi hanyalah sebuah penyebab terjadinya perubahan-perubahan yang merugikan.
Mutasi adalah pemutusan dan penggantian yang terjadi pada molekul DNA yang terdapat dalam inti sel mahluk hidup dan berisi semua informasi genetis. Pemutusan dan penggantian ini terjadi karena pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi kimia.  Setiap mutasi yang terjadi adalah kecelakaan atau tidak dibuat-buat, dan merusak susunan nukleotida dalam strukrur DNA, hal ini akan menyebabkaan kerugian pada mahluk hidup. Mutasi hanyalah perubahan acak yang sangat terspesialisasi bersifat tidak berguna ataau membahayakan. Dan yang pasti mutasi tidak mampu menghasilkan species yang baru dan tidak dapat dijadikan bukti terjadinya evolusi. Ada tiga alasan utama yang menunjukkan bahwa mutasi bukanlah suatu bukti dari teori evolusi :
1.      Efek langsung dari mutasi sangat membahayakan
Mutasi itu terjadi secara acak sehingga merusak mahluk hidup tersebut. Dan dapat dibuktikan bahwa intervensi pada struktur DNA yang terjadi secara tidak sengaja, tidak akan pernah mampu untuk menghasilkan perubahan yang baik bagi mahluk hidup justru menghasilkan yang buruk.
2.      Mutasi tidak menambahkan informasi yang baru pada DNA suatu organisme.
Mutasi menyebabkan perubahan pada partikel-partikel penyusun informasi genetik sehingga posisinya berubah bahkan berpindah ke daerah lain. Mutasi tidak dapat memberi mahluk hidup organ yang baru atau dengan kata lain tidak terciptanya species baru.
3.      Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel reproduksi organisme tersebut.
Perubahan acak pada mahluk hidup yang terjadi pada sel biasa atau organ tubuh tidak mampu diwariskan pada keturunan-keturunan dibawahnya.
Menurut Ernst Mayr (2001), Darwin mengajukan lima teori perihal evolusi:
1. Bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya
2. Kesamaan leluhur bagi semua makhluk hidup
3. Evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur)
4. Terjadi pertambahan jumlah spesies dan percabangan garis keturunan
5. Seleksi alam merupakan mekanisme evolusi.
Paham ini menolak fakta penciptaan oleh Tuhan, segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik hidup maupun tidak hidup, muncul secara kebetulan yang kemudian mencapai kondisi teratur.

Spesiasi

Spesiasi adalah proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau lebih spesies. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, spesiasi dihasilkan oleh isolasi reproduksi yang diikuti dengan divergensi genealogis. Terdapat empat mekanisme spesiasi. Yang paling umum terjadi pada hewan adalah spesiasi alopatrik, yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme. Karena seleksi dan aliran bekerja secara bebas pada populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur.
Mekanisme kedua spesiasi adalah spesiasi peripatrik, yang terjadi ketika sebagaian kecil populasi organisme menjadi terisolasi dalam sebuah lingkungan yang baru. Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tetua. Dalam hal ini, efek pendiri menyebabkan spesiasi cepat melalui aliran genetika yang cepat dan seleksi terhadap lungkang gen yang kecil.
Model  mekanisme spesiasi


Mekanisme ketiga spesiasi adalah spesiasi parapatrik. Ia mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil yang masuk ke habitat yang baru, namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang mengurangi aliran genetika antara dua populasi.
Secara umum, ini terjadi ketika terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum, yang dapat mengalami spesiasi parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari pertambangan. Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar logam yang tinggi dalam tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan, menyebabkan isolasi reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat menyebabkan "penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter, yang terjadi ketika dua spesies menjadi lebih berbeda pada penampilannya.
Mekanisme keempat spesiasi adalah spesiasi simpatrik, di mana spesies berdivergen tanpa isolasi geografis atau perubahan pada habitat. Mekanisme ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan menghilangkan perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya. Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika dan perkawinan tak-acak, mengijinkan isolasi reproduksi berkembang.
Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang berkerabat, menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya, membentuk poliploid. Ini mengijinkan kromosom dari tiap spesies tetua membentuk pasangan yang sepadan selama meiosis.
Salah satu contoh kejadian spesiasi ini adalah ketika tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis arenosa berkawin silang, menghasilkan spesies baru Arabidopsis suecica. Hal ini terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu, dan proses spesiasi ini telah diulang dalam laboratorium, mengijinkan kajian mekanisme genetika yang terlibat dalam proses ini. Sebenarnya, penggandaan kromoson dalam spesies merupakan sebab utama isolasi reproduksi, karena setengah dari kromoson yang berganda akan tidak sepadan ketika berkawin dengan organisme yang kromosomnya tidak berganda.
Keempat mekanisme spesiasi tersebut tidak terlepas dari adanya isolasi pada tiap-tiap spesies sehingga memunculkan spesies baru. Berbagai macam isolasi akhirnya akan mengubah susunan gen dalam tubuh suatu spesies. Jenis-jenis isolasi yang menyebabkan spesiasi adalah sebagai berikut:

1.      Isolasi Waktu
Contoh isolasi waktu adalah pada kuda. Kuda jaman Eosen yaitu Eohippus berevolusi hingga sekarang menjadi Equus. Urutan evolusinya adalah Eohippus – Mesohippus – Meryhippus – Pliohippus – Equus. Dari jaman Eosen hingga sekarang seorang ahli Palaeontolog menduga telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan untuk setiap gen kuda. Dengan demikian terdapat cukup banyak perbedaan antara nenek moyang kuda dengan kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda spesies.

2.      Isolasi Geografis
Contohnya adalah burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke kepulauan Galapagos. Karena pulau-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan populasi satu pulau dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat penumpukan mutasi yang berbeda selama ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen yang jauh berbeda pada tiap-tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di tiap-tiap pulau di kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah. Isolasi ini memunculkan adanya endemisme baik hewan ataupun tumbuhan.

3.      Isolasi Reproduksi
Tanda dua populasi berbeda spesies adalah bila mereka tidak dapat berhibridisasi atau disebut juga mengalami isolasi reproduksi. Isolasi reproduksi dapat terjadi karena:
-          Isolasi ekologi, yaitu isolasi karena menempati habitat yang berbeda. Isolasi ini hampir sama dengan isolasi geografi.
-          Isolasi musim, terjadi akibat perbedaan waktu pematangan gamet.
-          Isolasi tingkah laku, akibat perbedaan tingkah laku dalam hal perkawinan.
-          Isolasi mekanik, terjadi karena bentuk morfologi alat kelamin yang berbeda.
-          Isolasi gamet, terjadi karena gamet jantan tidak memiliki viabilitas dalam alat reproduksi betina.
-          Terbentuknya bastar mandul.
-          Terbentuknya bastar mati bujang.
Selain isolasi yang terjadi secara alami seperti yang telah disebutkan di atas, spesiasi juga dapat terjadi karena domestikasi. Domestikasi memindahkan hewan atau tumbuhan liar dari habitat aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan oleh manusia. Hal ini mengakibatkan muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat yang menyimpang dari sifat aslinya.

Penutup

Isolasi merupakan faktor yang penting dalam perubahan genetis dan dapat pula melahirkan spesies yang berbeda. Secara singkat, dalam satu populasi spesies hewan atau tumbuhan yang sama dapat dibagi dalam dua atau lebih populasi. Selanjutnya populasi tersebut akan mudah berkembang menjadi dua atau lebih spesies yang berbeda secara nyata, ketika populasi itu terpisah dalam isolasi genetis untuk jangka waktu yang lama.
Selain melahirkan berbagai macam spesies yang berbeda, isolasi juga berakibat terhadap munculnya endemisitas pada beberapa spesies yang mengalami isolasi geografi. Contoh spesies endemik yang terdapat di Sulawesi berbeda jauh dengan kerabatnya jika dibandingkan dengan spesies yangada di Sumatera dan Jawa yang relatif dekat. Selain itu, isolasi menyebabkan terputusnya aliran genetis dari moyang yang berakibat sukar bahkan tidak mungkin menelusuri moyangnya.
Pada dasarnya peranan isolasi dalam evolusi adalah sebagai mekanisme untuk melahirkan spesies-spesies baru yang kemudian akan meningkatkan keanekaragaman hayati di alam. Dengan meningkatnya keanekaragaman hayati maka dapat dikatakan akan memperpanjang usia alam.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar